Riskha Rizuki Lindawati Akhyura - ALEXANDRYA

Riskha Rizuki Lindawati Akhyura

J E F R O S - A L E X A N D R Y A

Keep Smiling . . .



widgeo.net

Sabtu, 31 Oktober 2015

How to Make a Table Clock

HOW TO MAKE A TABLE CLOCK

MEMBUAT JAM MEJA DENGAN ANALISIS SISTEM KERJA


Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menetukan apa yang harus dilakukan oleh tiap operator.

Alat yang dibutuhkan antara lain :
  1. Gunting Besar (lebih baik jika menggunakan gunting kawat)
  2. Gunting Kecil
  3. Cutter
  4. Penggaris 30 cm
  5. Pensil
  6. Selotip
  7. Lem (bisa menggunakan lem kertas, lem besi maupun lem kayu)
Bahan-bahan yang diperlukan :
  1.  Karton Kaplek [50 x 50 cm]
  2. Kertas Pelapis (kertas berwarna/kertas kado) [50 x 70 cm]
  3. Karton Spotlight bertekstur [2 warna]
  4. Mesin jam [1 set]
  5. Mika [1 lembar]
  6. Baterai
  7. Hiasan [bebas sesuai selera]
Prosedur Pembuatan :
  • Dalam pembuatan Jam Meja ini diberikan prosedur kerja dan tata letak alat serta bahan yang digunakan.
  • Pastikan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan proses kerja sudah tersedia.
  • Mengenai prosedur kerja, ketentuannya sebagai berikut :
Terdiri dari 2 Stasiun Kerja yaitu :
  • Stasiun Kerja 1 : Mengerjakan persiapan bagian-bagian jam meja
  • Stasiun Kerja 2 : Mengejakan perakitan dan finishing
Proses Kerja :
  • Letakkan alat dan bahan sesuai dengan layout stasiun kerja telah ditentukan
  • Layout Stasiun Kerja 1 (untuk proses 1)

  • Layout Stasiun Kerja 2 (untuk proses 2)


Metode Kerja (Cara Pembuatan) :

PROSES 1 : Membuat badan jam kerja

Persiapkan alat dan bahan serta tata letaknya sesuai dengan ketentuan pada gambar Layout Stasiun Kerja 1. Pada proses ini Kertas Kaplek akan dipotong menjadi 3 bagian sebagai badan dasar jam meja~ (^-^)

1. Dengan menggunakan penggaris dan pensil, buatlah pola diatas Karton Kaplek dengan ketentuan :
  • Gambarlah pola untuk Kaplek Tengah dengan ukuran 9.5 x 12.5 cm (buat 1 buah)
  • Buat pola untuk Kaplek Sisi dengan ukuran 45 x 4 cm (buat 2 buah)
  • Buat pola untuk Kaplek Penutup dengan ukuran 12.5 x 4 cm (buat I buah)
2. Potong Kaplek yang sudah digambar pola dengan menggunakan Gunting besar/Cutter

3. Ambil Kertas pelapis (Kertas pelapis akan digunakan untuk melapisi karton kaplek yang sudah dipotong) dengan ketentuan :
  • Ukurlah kertas pelapis untuk Kaplek Tengah lalu buat pola berukuran 12 x 15 cm
  • Buat pola pada kertas pelapis untuk Kaplek Sisi dengan ukuran 46 x 10 cm
  • Buat pola pada kertas pelapis untuk Kaplek Penutup dengan ukuran 15 x 7 cm
4. Potong Kertas pelapis yang sudah dibuat pola menggunakan gunting kecil

5. Ambil Karton Spotlight 1 (warna 1)
  • Buatlah pola dengan ukuran 9.5 x 12.5 cm
  • Potong Karton Spotlight 1 yang sudah dibuat pola dengan menggunakan gunting
6. Ambil Karton Spotlight 2 (warna 2)
  • Gambarlah pola angka 3, 6, 9 dan 12 (agar hasil lebih rapih dan ukuran angka tetap konsisten, pola bisa dibuat dengan bantuan penggaris yang dilengkapi pola numerik)
  • Potong masing-masing pola angka dengan gunting
7. Ambil Mika, buat pola berukuran 13 x 10 cm kemudian potong.

8. Ambil batang Jarum Jam, kemudian potong dengan ketentuan panjang:
  • Jarum panjang = 3 cm
  • Jarum pendek = 2 cm
  • Jarum penunjuk detik = 3 cm
9. Letakkan komponen yang selesai dibuat di tempat barang setengah jadi. Rapikan stasiun kerja 1 untuk mempersiapkan Stasiun kerja 2 (lihat gambar)


PROSES 2 : Melakukan perakitan dan finishing

Persiapkan alat dan bahan serta tata letaknya sesuai dengan ketentuan pada gambar Layout Stasiun Kerja 2. Pada proses ini barang setengah jadi yang sudah dibuat pada proses 1 akan dirakit dan disusun hingga proses finishing~ (^-^)
  1. Ambil Kaplek Tengah dan Kaplek Penutup, kemudian lapisi dengan kertas pelapisnya.
  2. Tutup sisi depan Kaplek Tengah dengan karton Spotlight
  3. Tempelkan angka-angka yang sudah dipotong pada karton Spotlight di Kaplek Tengah. Susun sesuai urutan angka pada jam.
  4. Dengan bantuan gunting, Buatlah lubang berdiameter 1 cm dibagian tengah Kaplek Tengah.
  5. Ambil kedua Kaplek Sisi lalu tempelkan kedua Kaplek Sisi menjadi satu menggunakan lem. Tahan dan tekan dengan kedua tangan agar kedua Kaplek Sisi melekat dengan baik dan rapi.
  6. Tekuk Kaplek Sisi sesuai dengan ukuran Kaplek Tengah (tekuk mengelilingi sisi luar Kaplek Tengah), sambung dengan selotip. Proses penekukan dapat dibantu dengan penggaris agar hasilnya lebih rapi.
  7. Lapisi Kaplek Sisi dengan kertas pelapisnya.
  8. Pasang Kaplek Tengah pada Kaplek Sisi (tepi Kaplek Tengah dilem terlebih dahulu).
  9. Pasang mesin dan jarum jam.
  10. Tutup sisi belakang dengan Kaplek Penutup.
  11. Tempelkan Mika dibagian depan jam untuk melindung jam.
  12. Tempelkan hiasan sesuai selera.
  13. Pasang batu baterai.

~ SELAMAT MENCOBA ~

Sabtu, 24 Oktober 2015

KONSEP RISIKO


 Tugas [TIN 142] Kewirausahaan - Sesi 02 
 Riskha Lindawati (2013-21-209) 


 KONSEP RISIKO 

Dari buku Introduction to Insurance (Study Course 010 The CII Tuition Service) tulisan Gordon CA Dickson M.Litt. Ph D. FCII; banyak sekali pengertian definitive yang dapat diuraikan mengenai Risiko.

  1. Risiko adalah ketidak pastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis.
  2. Risiko adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi, dimana kadangkala kenyataan yang terjadi berbeda dengan hasil – hasil prediksinya.
  3. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan.
  4. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the chance of Loss).
  5. Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya (Risk is the combination of hazards), dll.

PENGERTIAN RISIKO

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).

Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.

Pengertian risiko dalam kaitan dengan asuransi, dapat dirumuskan sebagai berikut : “Risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti. Ketidakpastian yang dominan adalah ketidakpastian akan selalu dihadapi semua manusia dalam seluruh aktivitas kehidupannya, baik kehidupan pribadi (personal) maupun kegiatan usaha (Business)”.

Ketidakpastian yang dominan adalah ketidakpastian akan terjadinya peristiwa dan  ketidakpastian akan dialaminya kerugian (Uncertainlty of Occurrence & Uncertainty of Loss) dari konsep inilah kita bertitik tolak mempelajari asuransi. Gambaran lebih jelas dapat kita proyeksikan dengan berita-berita atau catatan tentang peristiwa kecelakaan lalu lintas, bencana alam, kejahatan manusia, dan kejadian – kejadian lain, yang sering kita baca di surat kabar , majalah dan hampir setiap hari kita lihat melalui layar kaca televisi.

BENTUK-BENTUK RISIKO
  1. Risiko Murni (Pure Risk), adalah : Bentuk risiko yang kalau terjadi akan menimbulkan Kerugian (Loss) atau tidak menimbulkan kerugian (No Loss/Breakeven).Contoh : Risiko Kebakaran, Risiko Kecelakaan.
  2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), adalah : Risiko kalau terjadi dapat menimbulkan Kerugian (Loss), menimbulkan kerugian (No Loss) atau mendatangkan keuntungan (Gain).Contoh : Risiko Produksi, Risiko Moneter (Kurs Valuta Asing).
  3. Risiko Fundamental (mendasar),adalah : Risiko yang kalau terjadi dampak kerugiannya bisa sangat luas atau bersifat catastrophic.Contoh : Risiko Perang, Gempa Bumi dan Polusi Udara.
  4. Risiko Khusus (Particular), adalah :  Risiko yag kalau terjadi, dampak kerugiannya Bersifat lokal tidak menyeluruh atau non catastrophic.Contoh : Risiko Kebakaran, Risiko Kecelakaan, Pencurian.
Dari ke empat bentuk risiko tersebut, Risiko murni (Pure Risk) dan Risiko khusus (Particular) yang akan melengkapi 8 (delapan) syarat atau 8 (delapan)  elemen agar risiko dapat diasuransikan (Insurable Risk) atau dapat dialihkan kepada perusahaan Asuransi.

SEJARAH RISIKO

Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat risikonon-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).

Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.

Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia.

Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management Standard. 
Kategori risiko

Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
  1. Risiko Spekulatif, dan
  2. Risiko Murni.

Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

MANAJEMEN RISIKO (RISK MANAGEMENT)

Elemen manajemen risiko



Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya danmitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi:
  • Risiko Operasional
  • Risiko Hazard
  • Risiko Finansial
  • Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi, monitoring dan evaluasi.

Manajemen yang akan dibahas di sini adalah menajemen risiko dalam arti luas tetapi di arahkan  pada fokus terakhir, yaitu risiko-risiko yang nantinya akan dialihkan (transfer) ke Perusahaan Asuransi. To Manage berarti mengatur atau mengelola, sedangkan Risiko adalah ketidakpastian yang akan selalu dihadapi setiap manusia. Untuk tidak selalu merasa was-was atau khawatir mengenai terjadinya kemungkinan peristiwa dan kemungkinan terjadinya kerugian keuangan, yang tidak akan pernah bisa diketahui sebelumnya, manusia perlu melakukan pengaturan atau pengelolaan risiko-risiko tersebut dengan sebaik-baiknya artinya manusia mau tidak mau harus melakukan Risk Management.

Proses Manajemen Risiko

Proses kegiatan manajemen risiko terdiri dari 3 (tiga) tingkatan kegiatan, yaitu :   
  1. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
  2. Evalusi Risiko (Evaluation)
  3. Pengendalian Risiko (Control)

1. Tahap Identifikasi Risiko
Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi setiap manusia secara pribadi (Human Being) dan risiko yang dihadapi dalam proses kegiatan usaha, misalnya proses produksi dalam suatu aktifitas kerja pabrik.
Untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam aktivitas produksi suatu pabrik, sebelum secara fisik dilakukan survey on the spot terhadap pabrik yang bersangkutan ada 3 (tiga) alat yang dapat dijadikan pedoman identifikasi risiko, yaitu :

a. Struktur Organisasi
Dari gambaran tentang Struktur Organisasi Perusahaan/Pabrik, yang memuat pembagian personel atau SDM yang berkaitan dengan pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ; Akan teridentifikasi : Siapa yang bertanggung jawab, apa yang harus dilakukan dan bagaimana prosedur tindakan itu akan dilakukan, seandainya terjadi sesuatu risiko yang memerlukan solusi yang baik. Apakah penanggung jawab di lapangan mempunyai wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan-keputusan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko?

DIAGRAM PROSES RISK MANAGEMENT



 b. Alur Pekerjaan (Flow Chart)
Dari gambaran tentang alur pekerjaan dalam proses kerja/produksi, sejak dari awal sampai berakhirnya proses produksi; Dari Flow Chart ini akan teridentifikasi, bagian-bagian mana saja yang rawan risiko atau sangat sensitif untuk mengalami sesuatu untuk peristiwa, yang dampaknya sangat mempengaruhi proses produksi.

c. Daftar pertanyaan (Check List)
Dari daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada para pelaksana proses produksi, akan teridentifikasi persiapan-persiapan yang masih diperlukan untuk mengantisipasi jalan keluar terbaik kalau terjadi risiko.


2. Tahap Evaluasi Risiko
Dalam tahap evaluasi risiko, ada 2 (dua) hal yang sangat penting dicari data-datanya atau hasil angka-angkanya, yaitu : Data tentang Severity (Dampak Kerugian) dan Data tentang Frekuensi (tingkat keseringan kejadian).


 Klasifikasi 1   :
Tidak perlu dialihkan ke Asuransi karena jarang terjadi. Kalaupun terjadi dampak kerugiannya yang rendah masih dapat diatasi sendiri  (Self  Insurance).
Klasifikasi 2   :
Klasifikasi risiko ini yang perlu diasuransikan dan Perusahaan Asuransi  juga masih bersedia membuat pertimbangan – pertimbangan  akseptasinya.
Klasifikasi 3 :
Klasifikasi risiko  ini  identik  dengan  klasifikasi 1, yang perlu dilakukan  adalah upaya pencegahan supaya tidak sering terjadi.
Klasifikasi 4 :
Untuk  klasifikasi  ini ada  pola pikir  yang berseberangan antara Masyarakat. Pengguna Jasa Asuransi (Nasabah) dengan Perusahaan Asuransi. Nasabah tentu ingin hal ini dialihkan ke Asuransi, tetapi Perusahaan Asuransi tidak mungkin menerima karena frekwensi kejadiannya bisa sering, dampak kerugiaanya juga tinggi.
Solusi terbaiknya :
Membuat  perbaikan – perbaikan (Improvement) dan menyelenggarakan program – program pencegahan (Pre Loss Preventation).


3. Tahap Pengendalian Risiko
Ada 2 (dua) metode yang dapat dilakukan dalam tahap pengendalian ini, pengendalian financial (keuangan) dan pengendalian fisik.

a. Pengendalian Finansial
  Membeli proteksi Asuransi degan membayar Premi Asuransi (Transfer)
  Menanggung Sendiri (Retensi) atau Self Insurance.

Kelemahan/bahaya menanggung sendiri :
Kalau terjadi kerugian yang cukup tinggi dapat menggangu stabilitas keuangan bahkan bisa mengancam kelangsungan kegiatan usaha. Selain itu, self insurance memerlukan persediaan dana cukup besar untuk menanggulangi risiko yang bersangkutan.

Kelebihannya :
Tidak ada pegecualian risiko seperti dalam Polis Asuransi dan tidak perlu membayar Premi Asuransi yang megandung unsur Loading untuk membayar biaya-biaya Perusahaan Asuransi, Komisi, dan keuntungan para Pemagang Sahamnya.

b. Pengendalian Fisik
Dapat dilakukan dengan cara:

Eleminasi (Elimination) atau meniadakan risiko.
Hal ini hampir tidak mungkin dilakukan, karena risiko akan selalu ada dan mungkin terjadi. Yang dapat dilakukan dalam eliminasi risiko adalah meniadakan kegiatan tersebut.

Minimisasi Risiko
Maksudnya memperkecil kemungkinan kejadian dan memperkecil dampak kerugian. Caranya dengan menyediakan peralatan pencegah kejadian (Pre Loss Prevention) dan Peralatan penanggulangan yang lengkap untuk mengatasi risiko yang ada.


Untuk mendownload materi ini silakan klik disini : File Konsep Risiko
Jangan lupa masukkan Password : hanyauntuktugas